Siapa Yesus?
2000
tahun yang lalu, seorang manusia berjalan di muka bumi. Dia bukanlah manusia
biasa. Hidup-Nya berdampak pada jutaan dan jutaan orang. Tetapi tidak lama
setelah kemunculan gerakan Yesus atau yang dikenal sebagai sebagai “Jalan Satu-Satunya”,
banyak pandangan tentang siapa Yesus sebenarnya bermunculan di mana-mana. Pada
dasarnya ada 7 pandangan terbesar tentang siapa Yesus Kristus yang adalah
sebagai berikut:
1.
Yahudi: Seorang
penghujat
2. Ateisme: Seorang guru moral yang baik
3. Islam: Seorang nabi saja
4. Saksi Jehova: Malaikat Mikael
5. Mormonisme: Seorang dewa, anak dewa Elohim, yang menjadi manusia dan kemudian menjadi dewa
6. Katolik: Berdasarkan doktrin, Anak Tuhan dan Juruselamat. Namun, dalam praktiknya, Yesus lebih dikenal sebagai Putra Maria dan Maria adalah Bunda Tuhan. Maria juga menjadi sama, malahan bisa lebih penting daripada, Yesus karena Maria dianggap perantara antara umat dengan Yesus.
7. Murid Yesus: Juruselamat umat manusia, Raja Surga, dan Anak Tuhan yang hidup.
2. Ateisme: Seorang guru moral yang baik
3. Islam: Seorang nabi saja
4. Saksi Jehova: Malaikat Mikael
5. Mormonisme: Seorang dewa, anak dewa Elohim, yang menjadi manusia dan kemudian menjadi dewa
6. Katolik: Berdasarkan doktrin, Anak Tuhan dan Juruselamat. Namun, dalam praktiknya, Yesus lebih dikenal sebagai Putra Maria dan Maria adalah Bunda Tuhan. Maria juga menjadi sama, malahan bisa lebih penting daripada, Yesus karena Maria dianggap perantara antara umat dengan Yesus.
7. Murid Yesus: Juruselamat umat manusia, Raja Surga, dan Anak Tuhan yang hidup.
Jadi, ada
begitu banyak pandangan tentang siapa Yesus… tapi mana yang benar? Karena kita
semua setuju bahwa Yesus sebagai manusia memang pernah hidup di bumi, maka kita
harus meninjau kata-kata-Nya sendiri dalam kaitannya dengan apa yang Dia
katakan tentang diri-Nya dari sumber yang otentik (catatan Injil).
Aku dan
Bapa adalah Satu. (Yohanes 10:30)
Sanggahan: Itu hanya berbicara tentang
kesatuan umat Tuhan dengan Tuhan sendiri, seperti dalam Yohanes 17.
Kebenaran: Jangan berhenti membaca hanya
pada satu ayat! Silakan baca 3 ayat-ayat berikutnya.
Sekali
lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada
mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan
kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari
Aku?” Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka
kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Tuhan dan karena
Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Tuhan.
(Yohanes 10:31-33)
Orang-orang
Farisi mengerti dengan baik apa yang Yesus maksudkan dengan perkataan-Nya.
Orang-orang Farisi menuduh Yesus mengklaim sebagai Tuhan namun Yesus tidak
pernah mengoreksi mereka. Berikutnya:
Kata
Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham ada,
AKU ADA(LAH). (Yohanes 8:58)
Sanggahan: Yesus adalah malaikat
diciptakan sebelum Abraham.
Kebenaran: Perhatikan! Tata bahasa yang
benar adalah “sebelum Abraham lahir, Aku telah ada” tetapi Yesus tidak berkata
demikian. Yesus secara harfiah berkata “AKU ADA(LAH)” (present tense dalam
bahasa aslinya, bahasa Yunani) yang secara tata bahasa adalah kurang tepat.
Jadi, antara Yesus lemah dalam tata bahasa atau Dia ingin menyampaikan pesan
tertentu.
Firman
Tuhan kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan
kepada orang Israel itu: AKU ADALAH telah mengutus aku kepadamu.” (Keluaran
3:14)
Orang-orang
Farisi tahu persis pesan yang Yesus mau sampaikan. Yesus mengklaim bahwa Dia
adalah AKU ADALAH atau Tuhan yang berbicara kepada Musa. Dan jika kita membaca
ayat berikutnya, kita akan melihat reaksi dari orang-orang Farisi untuk klaim
Yesus sebagai AKU ADALAH:
Lalu
mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan
meninggalkan Bait Suci. (Yohanes 8:59)
Lagi-lagi,
orang-orang Farisi berusaha merajam Yesus dengan batu untuk penghujatan,
mengklaim sebagai Tuhan. Hal ini bahkan lebih jelas jika Anda membaca ayat
berikut:
Sebab itu
orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia
meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah
Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Tuhan. (Yohanes
5:18)
Jadi,
jika orang-orang Farisi 2000 tahun yang lalu paham dengan sempurna klaim Yesus
sebagai Tuhan, mengapa orang-orang yang konon katanya berpendidikan modern
tidak bisa mengerti klaim-Nya dengan benar? Menjadi Anak Tuhan tidak berarti
Tuhan melakukan hubungan seksual dengan Maria dan memiliki seorang putra fisik.
Anak Tuhan berarti memiliki sifat yang sama dengan Tuhan. Sama seperti saya
memiliki sifat yang sama sebagai ayah saya, kami berdua benar-benar sama-sama
manusia. Jadi, Yesus sama dengan Bapa, tidak kurang tidak lebih. Dan Yesus
tidak pernah sekalipun mengoreksi orang-orang Farisi, pada kenyataannya,
malahan Ia menegaskan klaim keilahian-Nya:
Kata
mereka semua: “Kalau begitu, Engkau ini Anak Tuhan?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri
mengatakan, bahwa AKU ADALAH.” Lalu kata mereka: “Untuk apa kita perlu
kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri.” (Lukas
22:70-71)
Sekali
lagi Yesus menegaskan “AKU ADALAH” dan “Anak Tuhan”. Untuk jenis penghujatan
ini, menurut orang Yahudi Ia harus disalibkan. Jadi, kita tahu bahwa dari
kata-kata Yesus sendiri dan orang-orang Farisi, Dia mengaku sebagai Tuhan. Dan anehnya,
Yesus tidak pernah menyangkali tuduhan orang Yahudi. Tidak pernah Dia
sekalipun berkata, “Aku bukan Tuhan.” Itu kata Yesus dan orang-orang Farisi.
Lalu apa yang orang-orang lain katakan tentang Dia?
Petrus:
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 16:13-17).
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 16:13-17).
Setan-setan:
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Tuhan.” (Markus 3:11).
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Tuhan.” (Markus 3:11).
Malaikat:
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Tuhan. (Lukas 1:35)
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Tuhan. (Lukas 1:35)
Tuhan:
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17)
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17)
Jadi,
dengan semua bukti tertulis yang banyak ini, mengapa orang masih bingung
tentang keilahian-Nya? Tapi kemudian saya menyadari ada beberapa catatan
tentang Yesus dan keilahian-Nya yang ‘mengganggu’. Sebagai contoh:
[...]
Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi
kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)
Bagaimana
bisa Bapa lebih besar dari Yesus jika mereka adalah Satu Tuhan? Apakah ini
berarti Mormonisme benar? Bahwa Yesus sebenarnya anak dewa Elohim? Tidak!
Masalahnya dengan banyak orang, mereka tampaknya menganggap Yesus sebagai
manusia atau Tuhan atau sesuatu di antara dua itu, yaitu malaikat. Tapi mereka
gagal untuk memahami bahwa Yesus sebenarnya adalah KEDUA-DUANYA Manusia (Anak
Manusia) dan Tuhan (Anak Tuhan yang Tunggal). Jadi, kita harus sangat
berhati-hati ketika kita membaca sabda Yesus. Kita perlu memahami apakah itu
sedang merujuk kepada-Nya sebagai Anak Manusia atau Anak Tuhan.
[...]
sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. (Yohanes 5:19)
Kita
harus memahami bahwa Yesus adalah sepenuhnya Tuhan (Dia melakukan apa yang Bapa
lakukan) DAN juga sepenuhnya manusia (makan, tidur, dst). Tapi sementara Ia di
dalam daging, ketika Firman itu menjadi daging, untuk sementara Dia dibuat
lebih rendah dari malaikat (Ibrani 2:9). Dan ini sebabnya mengapa Yesus
mengatakan bahwa Bapa lebih besar dari Dia PADA SAAT ITU. Tentunya, seorang
Muslim mungkin bertanya, jika Yesus adalah Tuhan, maka bagaimana bisa Ia
dicobai oleh Iblis? Sekali lagi, kegagalan untuk memahami sifat ganda Yesus
akan membuat orang berpikir bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Yang benar adalah Yesus
dicobai sebagai Anak Manusia.
Dan
sebagai manusia, apakah Yesus pernah menyebut diri-Nya sebagai Anak Maria?
Apakah Maria benar-benar ‘bunda Tuhan’?
Maka
seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di
luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang
menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa
saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya:
“Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapapun yang melakukan kehendak
Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan,
dialah ibu-Ku.” (Matius 12:47-50)
Tidak!
Maria bukanlah bunda Tuhan, Tuhan tidak memiliki ibu. Yesus tidak diperanakkan
dalam arti itu. Bahkan di kayu salib, menjelang kematian-Nya, Yesus masih tidak
menyatakan Maria sebagai ibu-Nya:
Ketika
Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia
kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada seorang
murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam
rumahnya. (Yohanes 19:26-27)
Tetapi
Yesus mengasihi Maria dan itulah sebabnya Dia mengatakan kepada Yohanes bahwa
Maria adalah ibunya (untuk merawatnya). Pada kenyataannya, Maria hanyalah alat
yang Tuhan gunakan untuk mendatangkan Mesias. Dia hanya seorang ibu pengganti
yang mengandung tubuh jasmani Mesias. Yesus datang sebagai penengah antara
Tuhan dan manusia yang telah terpisah dari Tuhan oleh karena dosa-dosa kita.
Karena Ia adalah Tuhan dan Manusia, Dia adalah penengah yang sempurna. Untuk
apa seorang penengah membutuhkan penengah lainnya, yang konon katanya adalah
Maria?
Tidak!
Yesus adalah perantara kita satu-satunya! Dia adalah Mesias yang dijanjikan.
Dia adalah penebus yang telah dinubuatkan Tuhan lewat para nabi. Janganlah kita
belajar dari doktrin buatan manusia, marilah kita belajar dari Firman Yesus
Kristus dan nubuatan para nabi:
Hai
umat-Ku, kamulah saksi-saksi-Ku, kamu Kupilih menjadi hamba-hamba-Ku, supaya
mengenal Aku dan percaya kepada-Ku, dan mengerti bahwa Akulah Tuhan. Aku Tuhan
Yang Esa, tak ada tuhan lainnya sebelum dan sesudah Aku. (Yesaya 43:10)
Aku,
Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku. (Yesaya 43:11)
Beginilah
firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; “Akulah
TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit,
yang menghamparkan bumi–siapakah yang mendampingi Aku? (Yesaya 44:24)
Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Tuhan dan Firman itu
adalah Tuhan. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Tuhan. Segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala
yang telah dijadikan. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
(Yohanes 1:1-3,14)
Jika Anda
mengakui Yesus adalah Kristus (Al-Masih) yang berarti Mesias dinubuatkan,
satu-satunya Juruselamat, maka Anda HARUS mengakui Yesus sebagai Tuhan yang
hidup. Yesus bukan salah satu dewa, Dia bukanlah seorang malaikat, Dia bukan
pula manusia biasa, Dia adalah Tuhan Pencipta yang telah merendahkan diri-Nya
untuk melayani manusia-manusia yang sangat Dia kasihi dengan mati sebagai
manusia di kayu salib.
Seperti
Anda lihat sendiri, ada begitu banyak usaha untuk mengecilkan Yesus. Mengapa?
Karena Iblis tidak ingin orang tahu kebenaran dan selamat. Kita telah melihat
kebohongan Iblis untuk merendahkan Yesus, dari yang paling jelas, Yahudi, ke
yang paling halus, Katolik. Iblis tahu bahwa kita diselamatkan oleh iman kita
kepada Yesus dengan mengenal Dia secara pribadi. Jadi Iblis mencoba untuk
menutupi atau setidaknya mengaburkan kebenaran, sehingga kita tidak bisa
mengenal Yesus dengan benar dan karenanya kehilangan keselamatan kita. Jangan
kita sampai disesatkan! Rasul Paulus pun telah memperingatkan kita akan
“Yesus-Yesus palsu” jauh-jauh sebelum munculnya Yesus-Yesus palsu itu:
Sebab
kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada
yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada
yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
(2 Korintus 11:4)
Sekarang
Anda mungkin bertanya lagi, “Jadi siapakah Yesus (yang sebenarnya)?”
Kata
Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Apakah
Anda sekarang mau mengenal Tuhan penyelamat Anda? Ini bukan undangan untuk
masuk suatu agama. Ini adalah undangan untuk keselamatan dan hubungan pribadi
dengan Tuhan Yesus. Terakhir, saya ingin menutup tulisan ini dengan kutipan
terkenal oleh C.S Lewis:
Seseorang
yang hanya manusia biasa dan mengatakan hal-hal yang Yesus katakan, bukanlah
seorang guru moral yang agung. Antara Dia gila — setaraf dengan seseorang yang
mengatakan ia adalah telur rebus — atau Dia adalah Iblis dari neraka. Anda
harus membuat pilihan. Entah orang ini dulu dan sekarang adalah Anak Tuhan atau
orang gila atau bahkan yang lebih buruk lagi. Anda dapat membuat-Nya diam
sebagai orang bodoh, Anda dapat meludahi Dia dan membunuh Dia sebagai Iblis,
atau Anda bisa tersungkur di kaki-Nya dan menyebut Dia Tuhan dan Raja. Tapi
janganlah kita datang dengan omong kosong bahwa Dia adalah guru besar
kemanusiaan. Dia dengan sengaja tidak membiarkan pilihan itu terbuka untuk
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar